Senin, 21 Oktober 2013
Kutipan wawancara vicki prasetyo dengan zaskia
Kutipan wawancara vicki prasetyo dengan zaskia
Wawancara kocak ala
Vicky Prasetyo, mantan tunangan penyanyi dangdut Zaskia Gotik saat memberikan
keterangan pers kepada pekerja infotainment:
“Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan
apresiasi, karena basicly aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih
menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya.”
kalimat yang di sempurnakan (EYD) : Di usia saya sekarang, 29
tahun, saya masih menginginkan apresiasi. Karena pada dasarnya saya menyukai
musik, walaupun kegundahan hati saya lebih menyudutkan untuk mencari
kemakmuran, seperti yang saya pilih.
“Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal
terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita enggak boleh ego terhadap satu
kepentingan dan kudeta apa yang kita menjadi keinginan.”
kalimat yang di sempurnakan (EYD) : Kita belajar tentang
kemesraan dari hal terkecil sampai terbesar . Saya rasa kita tidak boleh
menaruh ego terhadap satu kepentingan, dan keinginan kita.
“Dengan adanya hubungan ini, bukan mempertakut, bukan
mempersuramstatusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident.
Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap
lebih baik dan aku sangat bangga…”
kalimat yg di sempurnakan (EYD) : Bukan menjelekkan status
kemakmuran keluarga beliau, tapi kita harus bisa mempelajari kecerdasaan itu
untuk perekonomian kita agar lebih baik.
Bahasa itu berpola.
Dari pola lahir kaidah. Dan kaidah mempermudah kita memahami bahasa. Bahasa
Vicky adalah bahasa yang bisa ditemukan sehari-hari di lingkungan pergaulan
sekitar kita: tidak berpola, anti-kaidah, seolah-olah bermakna.
Sejatinya bahasa
adalah milik bersama, maka seyogianya kita tidak memaknai kata secara subyektif
atau berdasarkan pendapat sendiri. Manfaatkanlah kamus.
Sumber
: http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2013/09/10/wawancara-kocak-zaskia-gotik-vicky-prasetyo-asli-bikin-ngakak-588433.html
Senin, 14 Oktober 2013
EYD dan Tanda Baca
Peluang dari Pertumbuhan Kelas Menengah
MEMASUKI
masa globalisasi, Indonesia telah melahirkan generasi baru yang turut menuntut
kebutuhan-kebutuhan baru. Pola konsumsi generasi baru ini senantiasa berkembang
dan meningkat sesuai dengan perkembangan zaman. Pola konsumsi yang menyesuaikan
dengan prinsip ekonomi, sebagaimana diungkapkan oleh James Desenbery: “Pengeluaran
konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan
tertinggi yang pernah dicapainya.” Generasi inilah yang kemudian dikenal
dengan generasi kelas menengah. Generasi yang populasinya hampir mencapai 50
juta pada tahun ini.
Dari
tahun ke tahun perkembangan jumlah dan daya beli generasi kelas menengah terus
meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute,
diperkirakan bahwa jumlah kelas menengah Indonesia akan mencapai 135 juta pada
2030.
Dalam
laporan terbarunya, Euromonitor
International telah
memproyeksikan bahwa generasi kelas menengah di Indonesia akan mencapai sekitar
58% dari jumlah penduduk pada tahun 2020. Ditambahkan pula, generasi kelas
menengah inilah yang nantinya akan menjadi kelas yang banyak menyumbang bagi
roda pertumbuhan ekonomi, dengan proyeksi upah minimun kelas menengah
Rp2.000.000 perbulan.
Lonjakan
jumlah kelas menengah tersebut akan berdampak dengan semakin kompetitifnya
produk-produk unggulan yang ditawarkan oleh para investor, sebab dengan daya
beli yang dimiliki oleh kelas menengah, mereka akan mulai mengeluarkan uang
untuk komoditi-komoditi dengan kualitas yang lebih baik. Perkembangan dan
peluang emas ini tidak luput dari perhatian para pengusaha pengembang bisnis
properti.
Seturut
dengan perkembangan generasi kelas menengah, tren pertumbuhan properti mulai
bergairah kembali. Pengembang-pengembang properti residential, industry,commercial, dan
objek khusus lainnya mulai berlomba-lomba untuk meningkatkan kuantitas serta
kualitas produk yang mereka tawarkan. Bahkan, tren perkembanganlife style
center mall pun tidak
ketinggalan untuk turut berbenah diri.
Perkembangan life style center mall dapat dilihat nyata dengan mulai
berdirinya mall-mall yang menawarkan kenyamanan dan pelayanan. Summarecon Mal
Serpong, Living World di Alam Sutera, Lotte Department Store, dan life style center malllainnya.
Alhasil, dengan pertumbuhan kelas menengah yang menginginkan kualitas komoditi
(kebutuhan hidup sehari-hari, elektronik, asuransi dan kebutuhan sekunder serta
tersier lainnya) sebagai demand, perkembangan life style center mall seakan telah menjadi pihak yang
menyediakan supply.
Perkembangan life style center mall pun semakin luas persebarannya.
Persebaran yang selama ini hanya berpusat di Central
Business District (CBD)
Jakarta, seiring dengan perkembangan kelas menengah, telah merambah
daerah-daerah di luar CBD Jakarta. Arief Rahardjo, Head of Research and Advisory
Cushman and Wakefield Indonesia, dalam sebuah berita di salah satu situs
berita online, mengatakan,
“Tren ritel di luar Jakarta seperti Tangerang terjadi karena berkembangnya
populasi masyarakat kelas menengah atas.” Menurut Arief, mula-mula populasi
masyarakat kelas menengah atas hanya ada di Jakarta. Namun, seiring
perkembangan Tangerang lewat infrastrukturnya semakin menguat, seperti tol
Merak juga Bintaro-Simatupang, kelas menengah atas ini bergeser ke atas.
Kedepannya,
pertumbuhan life style center
mall bukan tidak mungkin
mulai menyebar secara global, tidak hanya di pulau Jawa, bahkan Pulau Sumatera
dan Sulawesi, yang dikatakan sebagai tiga pulau di Indonesia dengan
perkembangan kelas menengah yang pesat.
Jurangmangu Timur, 26 Maret 2013
sumber : http://curcolholic.wordpress.com/2013/04/06/tes-menulis-artikel-majalah-properti-indonesia/
Penggunaan EYD dan tanda baca yang benar adalah :
Setiap
warga negara Indonesia wajib beriman pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Tak
hanya di dunia akademik, seharusnya dalam dunia jurnalistik juga harus
mengikuti kaidah EYD. Dalam dunia jurnalis, setiap koran, majalah, tabloid,
punya standar sendiri. Tapi, saat ini pula harus ditegaskan kembali dan beriman
pada EYD. Pasalnya, selama ini banyak kekeliruan terjadi dalam dunia
jurnalistik.
Beriman pada EYD adalah sebaik-baiknya menulis. Seperti
contoh ada yang memakai “sekedar” dan ada pula yang “sekadar”. Padahal yang
benar adalah “sekadar”. Ada yang pakai “layaknya” dan ada yang “laiknya”. Lalu,
jika ada pertanyaan, untuk kata “himbau”, yang benar apa? “menghimbau” apa
“mengimbau”? Yang tepat, adalah “menghimbau”. Kecuali kalau kata awalnya “K”. K
nya dibuang. Misalnya, koreksi, yang benar “mengoreksi” bukan “mengkoreksi”.
Komentar jadinya “mengomentari” bukan “mengkomentari”. Korupsi menjadi
“mengorupsi” bukan “mengkorupsi”. Kerja jadi “mengerjakan” bukan
“mengkerjakan”, dan sebagainya.
Yang awalannya “S” juga demikian, yaitu “S” nya dibuang.
Misalnya, “soal” menjadi “menyoal” bukan “mensoal”. Setuju menjadi “menyetujui”
bukan “mensetujui”. “Susu” menjadi “menyusui” bukan “mensusui”. Sepakat menjadi
“menyepakati” bukan “mensepakati, dan sebagainya. Kalau awalnya H masih juga tetap.
Misalnya, hormat jadinya “menghormati” bukan “mengormati”. Hina jadi “menghina”
bukan “mengina”. Hadiah jadi “menghadiahi” bukan “mengadiahi”. Harga jadi
“menghargai” bukan “mengargai”. Itulah beberapa contoh kesalahan berbahasa yang
terjadi selama ini.
Salah Kaprah
Dunia yang serba digital dan modern memang menyeret
manusia untuk mengikutinya. Akan tetapi, banyak sekali cara berbahasa “salah
kaprah” atau dikenal dengan bahasa “alay” dan “lebay”. Dan hal itu sering
terjadi di kalangan mahasiswa, dan umumnya usia SMA dan SMP. Bahasa Indonesia
yang baku menjadi salah kaprah. Dan ironisnya, bahasa “alay” tersebut menjadi
kebiasaan yang dianggap sebagai suatu yang benar. Padahal, dalam berbahasa
harus membiasakan kebenaran, bukan membenarkan kebiasaan.
Seperti contoh kata “semangat” berubah menjadi
“cumungut”. Kata “banget” menjadi “beud”, “ya” menjadi “eya”, “keren” berubah
menjadi “keyen”, dan sebagainya. Di sisi lain, muncul juga kata baru yang
membudaya, dan kata itu belum direstui EYD. Misalnya, “unyu-unyu” dan “chibi-chibi”
yang diartikan sebagai “lucu, menarik, dan anggun”.
Menegaskan Kembali
Bahasa tulisan memang berbeda dengan lisan. Akan tetapi, sebagai warga negara yang baik haruslah memegang teguh bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan. Bagi penulis, hal itu menjadi keniscayaan. Memang sulit menjadi insan yang tunduk dan patuh pada EYD bahasa Indonesia. Dan alasan globalisasi bukan menjadi alibi untuk tidak beriman pada EYD. Mengapa demikian? Seharusnya kaum intelektual harus menjadi contoh pemakai bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD. Bukan justru menjadi pemakai setia bahasa “alay”. Apalagi, saat ini komunikasi manusia Indonesia tidak hanya di dunia nyata, namun dunia elektronik dan maya sudah menjadi “makanan” sehari-hari manusia Indonesia.
Dalam dunia maya, seperti internet, facebook, twitter,
banyak sekali pembiasaan berbahasa Indonesia yang salah-kaprah. Ironisnya,
pembiasaan itu terbawa pada dunia nyata dan forum formal, seperti dunia kuliah,
di kantor, forum rapat, dan interaksi dengan masyarakat luas. Karena terbiasa
memakai bahasa “alay”, maka dalam berkomunikasi akademik pun banyak tercampuri
bahasa “alay” tersebut.
Atas dasar di atas, kita harus tegaskan kembali bahwa
beriman, bertakwa, dan menjalankan perintah EYD hukumnya adalah wajib. Baik di
dalam percakapan maupun dalam tulisan. Pasalnya, manusia Indonesia yang baik
adalah cinta dan melestarikan bangsa Indonesia dalam kondisi apa pun. Itulah
wujud cinta Tanah Air dan membuktikan nasionalisme tingkat tinggi.
Apa Solusinya?
Sebenarnya, kesalahan berbahasa menjadi bukti rasa
nasionalisme dan rasa cinta bahasa Indonesia rendah, serta membuktikan tingkat
rendahnya pengetahun. Maka dari itu, solusi pertama adalah merubah pola pikir
bahwa berbahasa Indonesia sangat penting dan harus dibiasakan serta
dilestarikan. Kalau bukan orang Indonesia yang melestarikan, lalu siapa lagi?
Karena tidak mungkin orang Arab dan Amerika yang melestarikannya.
Kedua, banyak belajar dan meningkatkan intensitas
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bisa lewat baca buku, artikel, jurnal,
serta meningkatkan pemahaman tentang tata cara berbahasa yang benar. Berbahasa
Indonesia dengan baik dan menjadi wujud maju dan tidaknya bangsa ini, baik
berupa lisan maupun tulisan. Maka, beriman dan bertakwa pada EYD adalah kewajiban
bagi bangsa ini.
Ketiga, mencintai bahasa Indonesia. Karena kalau bahasa
Indonesia tidak dicintai, maka dengan alasan apapun manusia Indonesia akan
sulit membiasakan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Keempat,
menegaskan kembali betapa pentingnya berbahasa Indonesia sesuai aturan main,
karena bangsa yang besar adalah bangsa yang cinta bahasanya sendiri. Karena
itu, masih ragukah Anda untuk beriman dan bertakwa pada bahasa Indonesia?
Jumat, 11 Oktober 2013
TUGAS ISD
TUGAS 1
Penduduk, Masyarakat
dan Kebudayaan
1.
Analisis
oleh Anda tentang pertumbuhan penduduk dunia!
2.
Bagaimana
hubungan antara kebudayaan dan kependudukan?
3.
Jelaskan
7 unsur kebudayaan dan bagaimana cara memelihara unsur tersebut!
4.
Bagaimana
hubungan kebudayaan dan kepribadian masyarakat?
5.
Apa
yang dimaksud kebudayaan barat? Bagaimana cara kita sebagai bangsa Indonesia
menyaring kebudayaan barat tersebut?
Selamat Mengerjakan J
NOTE :
Tugas diupload ke blog paling lambat
hari Sabtu, 12 Oktober 2013.
Link blog di email ke saya : dciciolina@yahoo.co.id
Sertakan selalu referensi atau sumber
dalam tulisan yang kalian kutip.
Jawaban :
1.
Peningkatan perekonomian dan
penanggulangan kemiskinan tidak terlepas dari peran penduduk. Nilai elastisitas
jumlah penduduk di Kabupaten Bogor sebesar 4,09. Hal ini mempunyai
arti, setiap kenaikan 1 persen jumlah penduduk, maka akan
meningkatkan jumlah penduduk miskin sebesar 4,09 persen, ceteris
paribus. Hasil estimasi ini sesuai dengan hipotesis selama
ini bahwa pertumbuhan jumlah penduduk memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan jumlah penduduk miskin. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten
Bogor dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk alami (kelahiran dan kematian) dan
secara signifikan juga oleh migrasi masuk. Menurut hasil SP2010, dari tahun
2000 sampai tahun 2010 terjadi penambahan jumlah penduduk Kabupaten Bogor
sebesar 1.263.106 jiwa.
Pada tahun 2010 terdapat sekitar 22,28 persen
(1.062.951 jiwa) dari jumlah penduduk Kabupaten Bogor sebesar 4.771,932 jiwa
merupakan migran seumur hidup (tempat lahir berbeda dengan saat sensus)
Pada tahun 2008, Jhingan mengemukakan
pengaruh buruk pertumbuhan penduduk yang tinggi terhadap
perekonomian (pendapatan per kapita). Pertumbuhan penduduk
cenderung memperlambat pendapatan per kapita melalui tiga cara, yaitu:
1. Memperberat beban penduduk pada
lahan
2. Menaikkan barang konsumsi karena
kekurangan faktor pendukung untuk menaikkan penawaran mereka
3. Memerosotkan akumulasi modal, karena
dengan tambah anggota keluarga, biaya meningkat. Kondisi ini akan semakin parah
apabila persentase anak-anak pada keseluruhan penduduk tinggi, karena anak-anak
hanya menghabiskan dan tidak menambah produk, dan jumlah anak yang menjadi
tanggungan keluarga lebih besar daripada jumlah mereka yang menghasilkan,
sehingga pendapatan per kapita menjadi rendah.
Nilai elastisitas jumlah penduduk menunjukkan
angka terbesar jika dibandingkan dengan variabel bebas lainnya. Ini
mengindikasikan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Bogor
menjadi faktor utama tingginya angka kemiskinan. Banyaknya penduduk menyebabkan
persaingan dalam memperoleh pekerjaan semakin kuat, sementara lapangan kerja
terbatas. Penduduk yang kalah dalam persaingan akan menganggur atau bekerja
dengan pendapatan yang rendah, sehingga keduanya akan berdampak pada
bertambahnya kemiskinan. Selain itu, penduduk di Kabupaten Bogor
memiliki angka beban ketergantungan yang masih tinggi yaitu 53,75.
Tingginya angka beban tanggungan akan mengurangi pendapatan per kapita yang
diterima oleh setiap penduduk, sehingga berakibat pada tingginya angka
kemiskinan.
Secara tradisional, pertumbuhan penduduk akan
menyebabkan kenaikan tenaga kerja dan akan memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti: (1) semakin banyak jumlah angkatan kerja
berarti semakin banyak pasokan tenaga kerja dan akan meningkatkan jumlah output,
dan (2) semakin banyak jumlah penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik
(Arsyad, 2010). Teori pertumbuhan ekonomi klasik yang dikemukakan oleh Adam
Smith (Dornbusch et.al, 2008) menyatakan bahwa salah
satu faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk.
Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan
meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian. Selanjutnya spesialisasi akan
meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga meningkatkan upah dan
keuntungan. Dengan demikian, proses pertumbuhan akan berlangsung sampai seluruh
sumberdaya termanfaatkan.
Teori pertumbuhan neoklasik yang dikenal
dengan model pertumbuhan Solow menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi
karena dipengaruhi secara positif oleh peningkatan modal (melalui tabungan dan
investasi) dan peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (pertumbuhan
jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan) dan peningkatan teknologi, dengan
asumsi:
* Diminishing return to scale bila
input tenaga kerja dan modal digunakan secara parsial dan constant
return to scale bila digunakan secara bersama-sama.
* Perekonomian
berada pada keseimbangan jangka panjang (full employment).
2.
Hubungan antara penduduk,masyarakat dan kebudayaan :
Setiap tahun penduduk di
indonesia semakin bertambah. Sebagai contoh kota jakarta,kota jakarta setiap
tahunnya selalu bertambah. Penduduk desa sering melakukan urbanisasi ke
jakarta.Karena orang beranggapan bahwa mereka ingin mengadu nasib disana.
Dampak dari ubanisasi
tersebut bahwa penduduk di kota jakarta semakin bertambah. Penduduk tersbut
berasal dari beberapa daerah/suku. Ada yang berasal dari
Jawa,Madura,Batak,Sunda dll. Jadi kalau dipikir secara logika jakarta mempunya
banyak kebudayaan. Sebagai contoh suku jawa di jakarta,jika orang - orang
madura di jakarta berkumpul maka kebudayaan asli jawa bisa dilakukan di kota
jakarta.
Jadi hubungan antara
penduduk,masyarakat dan kebudayaan adalah saling mengikat maksudnya jika di
suatu daerah terdapat penduduk maka penduduk tersebut akan berkumpul membentuk
suatu masyarakat dan akan menghasilkan kebudayaan yang baru.
Sumber : http://edwinsyahputra.wordpress.com/2011/09/29/hubungan-penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan/
3.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat
ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain
sebagai berikut:
Menurut Kluchklon ada tujuh
unsur kebudayaan universal, yaitu:
· Sistem
religi dan upacara keagamaan
Merupakan produk manusia untuk membujuk kekuatan lain yang berada di atasnya, yaitu Yang Maha Besar untuk menuruti kemauan mereka.
Merupakan produk manusia untuk membujuk kekuatan lain yang berada di atasnya, yaitu Yang Maha Besar untuk menuruti kemauan mereka.
· Sistem
organisasi kemasyarakatan.
Merupakan usaha manusia untuk menutupi kelemahan individu mereka dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Merupakan usaha manusia untuk menutupi kelemahan individu mereka dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
· Sistem
pengetahuan
Merupakan kemampuan manusia untuk mengetahui, mengingat, kemudian mengolah dan menyampaikannya pada orang lain.
Merupakan kemampuan manusia untuk mengetahui, mengingat, kemudian mengolah dan menyampaikannya pada orang lain.
· Sistem
mata pencaharian hidup
Merupakan usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan jasmaninya, untuk dapat bertahan hidup.
Merupakan usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan jasmaninya, untuk dapat bertahan hidup.
· Sistem
teknologi dan peralatan
Merupakan hasil olah pikir manusia untuk mempermudah dalam mengjakan atau mengetahui segala sesuatunya sehingga manusia dapat menciptakan atau menggunakan alat tersebut.
Merupakan hasil olah pikir manusia untuk mempermudah dalam mengjakan atau mengetahui segala sesuatunya sehingga manusia dapat menciptakan atau menggunakan alat tersebut.
· Bahasa
Bahasa merupakan segala sesuatu usaha manusia untuk dapat berkomunikasi. Bahasa dapat berupa simbol, tanda, gambar, maupun berupa lisan dan tulisan. Menurut Lyons bahasa merupakan seperangkat simbol dan tata aturan untuk menggunakan simbol-simbol dalam kombinasi-kombinasi yang penuh arti. Jadi bahasa dapat berupa apa saja asalkan memiliki arti untuk berkomunikasi.
Bahasa merupakan segala sesuatu usaha manusia untuk dapat berkomunikasi. Bahasa dapat berupa simbol, tanda, gambar, maupun berupa lisan dan tulisan. Menurut Lyons bahasa merupakan seperangkat simbol dan tata aturan untuk menggunakan simbol-simbol dalam kombinasi-kombinasi yang penuh arti. Jadi bahasa dapat berupa apa saja asalkan memiliki arti untuk berkomunikasi.
· Kesenian
Merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan psikisnya, dalam hal ini tentunya mengarah pada sebuah tujuan akhir, yaitu estetika (keindahan). Dengan kesenian manusia dapat mencurahkan segala kemampuannya untuk memenuhi apa yang mereka angap pantas dan indah.
Merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan psikisnya, dalam hal ini tentunya mengarah pada sebuah tujuan akhir, yaitu estetika (keindahan). Dengan kesenian manusia dapat mencurahkan segala kemampuannya untuk memenuhi apa yang mereka angap pantas dan indah.
Namun ada beberapa ahli yang
mengemukakan unsur-unsur kebudayaan yang lain,
· Melville
J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
* alat-alat teknologi
* sistem ekonomi
* keluarga
* kekuasaan politik
* alat-alat teknologi
* sistem ekonomi
* keluarga
* kekuasaan politik
· Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
* sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
* organisasi ekonomi
* alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
* organisasi kekuatan (politik)
* sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
* organisasi ekonomi
* alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
* organisasi kekuatan (politik)
4.
Kebudayaan dan Kepribadian
Kebudayaan dan Kepribadian saling memiliki
keterkaitan dalam kehidupan setiap manusia. Pada hakekatnya manusia adalah
makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Budaya
merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai
peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam
masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat
tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan
oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan
ideology yang mereka anut.
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa
Latin yaitu Colere yang memiliki artimengerjakan tanah, mengolah, memelihara
ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993).Selain itu Budaya atau kebudayaan
berasal daribahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yangmerupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yangberkaitan dengan budi dan
akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakansuatu yang agung dan
mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dancipta
manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak
adamahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang
agung dan mahal.
Menurut Koentjaraningrat budaya adalah
keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasilkarya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.
Pengertian Kepribadian dan kebudayaan
Kepribadian merupakan faktor kunci dalam
mendefinisikan keunikan individu dan tentu saja membentuk individu melalui
kehidupan.
Dari berbagai definisi dapat diperoleh
kesimpulan mengenai pengertian kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Budaya adalah cara hidup. Budaya tidak hanya nilai-nilai sadar kita,
tetapi juga ini asumsi kita tentang Manusia melihat dan percaya sesuai dengan
perkembangan budaya mereka. Budaya merupakan salah satu faktor penting dari
model kepribadian.
Studi budaya dan kepribadian berusaha untuk
memahami pertumbuhan dan perkembangan identitas pribadi atau sosial yang
berkaitan dengan lingkungan social sekitarnya. Fitur budaya suatu masyarakat
menghasilkan ciri khas tertentu dalam sosialisasi anak-anak. Dengan menggunakan
beberapa elemen sosialisasi umum dan mekanisme, ada kemungkinan terbentuk fitur umum
dari kepribadian atau konfigurasifitur kepribadian khas bagi anggota
masyarakat.
5.
Dewasa ini kebudayaan barat sedang naik
daun, termasuk di negara kita Indonesia. Pada dasarnya, kebudayaan barat
banyak memberikan dampak positif dalam berbagai bidang. Akan tetapi, jika
masuknya kebudayaan barat itu tidak kita saring atau kita terima secara mentah
begitu saja juga dapat memberikan dampak negatif dalam beberapa bidang
kehidupan. Sekarang ini banyak hal-hal baru yang mengacu pada kebudayaan barat.
Sedangkan kebudayaan tradisional sedikit demi sedikit mulai tereleminasi karena
kalah popularitas dengan kebudayaan barat.
Bagaimana kita menyaringnya ? yaitu dengan cara Oleh marilah kita antisipasi dampak negatif yang
ditimbulkannya dengan mulai mencintai budaya negara kita sendiri. Toh, budaya
tradisional kita juga tak kalah menarik dan bermartabatnya di kalangan dunia.
Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa. Selain itu, kita juga
harus lebih selektif dalam menerima pengaruh dari kebudayaan barat. Tidak
lupa juga, tanamkan ajaran-ajaran agama dengan sebaik-baiknya agar kita dapat
terhindar dari pengaruh negatif yang ditimbulkannya.
Senin, 07 Oktober 2013
Pentingnya Berbahasa Yang Baik dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi
Bahasa sebagai Alat Komunikasi.
Komunikasi adalah tahapan lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi pun tidak
akan sempurna jika orang yang menangkap komunikasi kita tidak mengerti apa yang
kita sampaikan. Maka dari itu Menggunakan bahasa yang baik sangat penting
Karena dari tata cara bahasa seseorang kita dapat menilai kecerdasan orang
tersebut.
Apabila bahasa yang digunakan baik dan benar
maka bagi pendengar tentunya lebih mudah
dipahami. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman
kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan
sifat kita.
Kesalahan Dalam Berbahasa
Kerancuan (Kontaminasi)
Kontaminasi ialah pencampuran dengan tidak sengaja. Pencampuran ini sudah tentu tidak dapat dibenarkan karena membuat kalimat menjadi kacau (rancu). Contoh:
Kerancuan (Kontaminasi)
Kontaminasi ialah pencampuran dengan tidak sengaja. Pencampuran ini sudah tentu tidak dapat dibenarkan karena membuat kalimat menjadi kacau (rancu). Contoh:
1. “untuk sementara waktu” mestinya “untuk sementara”
atau “untuk beberapa waktu” .
2. “sementara orang” mestinya “beberapa orang”
3. “selain daripada itu” mestinya “selain itu” atau “lain daripada itu”;
4. “dan lain sebagainya” mestinya “dan lain-lain” atau “dan sebagainya”;
5. “berhubung karena” mestinya “berhubung dengan” atau “karena”;
6. “demi untuk” mestinya “demi” saja atau “untuk” saja;
2. “sementara orang” mestinya “beberapa orang”
3. “selain daripada itu” mestinya “selain itu” atau “lain daripada itu”;
4. “dan lain sebagainya” mestinya “dan lain-lain” atau “dan sebagainya”;
5. “berhubung karena” mestinya “berhubung dengan” atau “karena”;
6. “demi untuk” mestinya “demi” saja atau “untuk” saja;
SUMBER :
http://fendipandu.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-dan-pentingnya-berbahasa_3.html
Langganan:
Postingan (Atom)