Senin, 21 Oktober 2013

opengl

Open Gl Mamadh by rachmatkurniawan17

Kutipan wawancara vicki prasetyo dengan zaskia


Kutipan wawancara vicki prasetyo dengan zaskia




Wawancara kocak ala Vicky Prasetyo, mantan tunangan penyanyi dangdut Zaskia Gotik saat memberikan keterangan pers kepada pekerja infotainment:

Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan apresiasi, karena basicly aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya.”

kalimat yang di sempurnakan (EYD) : Di usia saya sekarang, 29 tahun, saya masih menginginkan apresiasi. Karena pada dasarnya saya menyukai musik, walaupun kegundahan hati saya lebih menyudutkan untuk mencari kemakmuran, seperti yang saya pilih.

“Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita enggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang kita menjadi keinginan.”

kalimat yang di sempurnakan (EYD) : Kita belajar tentang kemesraan dari hal terkecil sampai terbesar . Saya rasa kita tidak boleh menaruh ego terhadap satu kepentingan, dan keinginan kita.

“Dengan adanya hubungan ini, bukan mempertakut, bukan mempersuramstatusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident. Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga…”

kalimat yg di sempurnakan (EYD) : Bukan menjelekkan status kemakmuran keluarga beliau, tapi kita harus bisa mempelajari kecerdasaan itu untuk perekonomian kita agar lebih baik.

Bahasa itu berpola. Dari pola lahir kaidah. Dan kaidah mempermudah kita memahami bahasa. Bahasa Vicky adalah bahasa yang bisa ditemukan sehari-hari di lingkungan pergaulan sekitar kita: tidak berpola, anti-kaidah, seolah-olah bermakna.
Sejatinya bahasa adalah milik bersama, maka seyogianya kita tidak memaknai kata secara subyektif atau berdasarkan pendapat sendiri. Manfaatkanlah kamus.

Sumber : http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2013/09/10/wawancara-kocak-zaskia-gotik-vicky-prasetyo-asli-bikin-ngakak-588433.html

Senin, 14 Oktober 2013

EYD dan Tanda Baca

Peluang dari Pertumbuhan Kelas Menengah
MEMASUKI masa globalisasi, Indonesia telah melahirkan generasi baru yang turut menuntut kebutuhan-kebutuhan baru. Pola konsumsi generasi baru ini senantiasa berkembang dan meningkat sesuai dengan perkembangan zaman. Pola konsumsi yang menyesuaikan dengan prinsip ekonomi, sebagaimana diungkapkan oleh James Desenbery: “Pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya.” Generasi inilah yang kemudian dikenal dengan generasi kelas menengah. Generasi yang populasinya hampir mencapai 50 juta pada tahun ini.
Dari tahun ke tahun perkembangan jumlah dan daya beli generasi kelas menengah terus meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute, diperkirakan bahwa jumlah kelas menengah Indonesia akan mencapai 135 juta pada 2030.
Dalam laporan terbarunya, Euromonitor International telah memproyeksikan bahwa generasi kelas menengah di Indonesia akan mencapai sekitar 58% dari jumlah penduduk pada tahun 2020. Ditambahkan pula, generasi kelas menengah inilah yang nantinya akan menjadi kelas yang banyak menyumbang bagi roda pertumbuhan ekonomi, dengan proyeksi upah minimun kelas menengah Rp2.000.000 perbulan.
Lonjakan jumlah kelas menengah tersebut akan berdampak dengan semakin kompetitifnya produk-produk unggulan yang ditawarkan oleh para investor, sebab dengan daya beli yang dimiliki oleh kelas menengah, mereka akan mulai mengeluarkan uang untuk komoditi-komoditi dengan kualitas yang lebih baik. Perkembangan dan peluang emas ini tidak luput dari perhatian para pengusaha pengembang bisnis properti.
Seturut dengan perkembangan generasi kelas menengah, tren pertumbuhan properti mulai bergairah kembali. Pengembang-pengembang properti residential, industry,commercial, dan objek khusus lainnya mulai berlomba-lomba untuk meningkatkan kuantitas serta kualitas produk yang mereka tawarkan. Bahkan, tren perkembanganlife style center mall pun tidak ketinggalan untuk turut berbenah diri.
Perkembangan life style center mall dapat dilihat nyata dengan mulai berdirinya mall-mall yang menawarkan kenyamanan dan pelayanan. Summarecon Mal Serpong, Living World di Alam Sutera, Lotte Department Store, dan life style center malllainnya. Alhasil, dengan pertumbuhan kelas menengah yang menginginkan kualitas komoditi (kebutuhan hidup sehari-hari, elektronik, asuransi dan kebutuhan sekunder serta tersier lainnya) sebagai demand, perkembangan life style center mall seakan telah menjadi pihak yang menyediakan supply.
Perkembangan life style center mall pun semakin luas persebarannya. Persebaran yang selama ini hanya berpusat di Central Business District (CBD) Jakarta, seiring dengan perkembangan kelas menengah, telah merambah daerah-daerah di luar CBD Jakarta. Arief Rahardjo, Head of Research and Advisory Cushman and Wakefield Indonesia, dalam sebuah berita di salah satu situs berita online, mengatakan, “Tren ritel di luar Jakarta seperti Tangerang terjadi karena berkembangnya populasi masyarakat kelas menengah atas.” Menurut Arief, mula-mula populasi masyarakat kelas menengah atas hanya ada di Jakarta. Namun, seiring perkembangan Tangerang lewat infrastrukturnya semakin menguat, seperti tol Merak juga Bintaro-Simatupang, kelas menengah atas ini bergeser ke atas.
Kedepannya, pertumbuhan life style center mall bukan tidak mungkin mulai menyebar secara global, tidak hanya di pulau Jawa, bahkan Pulau Sumatera dan Sulawesi, yang dikatakan sebagai tiga pulau di Indonesia dengan perkembangan kelas menengah yang pesat.
Jurangmangu Timur, 26 Maret 2013
Penggunaan EYD dan tanda baca yang benar adalah :

Setiap warga negara Indonesia wajib beriman pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Tak hanya di dunia akademik, seharusnya dalam dunia jurnalistik juga harus mengikuti kaidah EYD. Dalam dunia jurnalis, setiap koran, majalah, tabloid, punya standar sendiri. Tapi, saat ini pula harus ditegaskan kembali dan beriman pada EYD. Pasalnya, selama ini banyak kekeliruan terjadi dalam dunia jurnalistik.
Beriman pada EYD adalah sebaik-baiknya menulis. Seperti contoh ada yang memakai “sekedar” dan ada pula yang “sekadar”. Padahal yang benar adalah “sekadar”. Ada yang pakai “layaknya” dan ada yang “laiknya”. Lalu, jika ada pertanyaan, untuk kata “himbau”, yang benar apa? “menghimbau” apa “mengimbau”? Yang tepat, adalah “menghimbau”. Kecuali kalau kata awalnya “K”. K nya dibuang. Misalnya, koreksi, yang benar “mengoreksi” bukan “mengkoreksi”. Komentar jadinya “mengomentari” bukan “mengkomentari”. Korupsi menjadi “mengorupsi” bukan “mengkorupsi”. Kerja jadi “mengerjakan” bukan “mengkerjakan”, dan sebagainya.
Yang awalannya “S” juga demikian, yaitu “S” nya dibuang. Misalnya, “soal” menjadi “menyoal” bukan “mensoal”. Setuju menjadi “menyetujui” bukan “mensetujui”. “Susu” menjadi “menyusui” bukan “mensusui”. Sepakat menjadi “menyepakati” bukan “mensepakati, dan sebagainya. Kalau awalnya H masih juga tetap. Misalnya, hormat jadinya “menghormati” bukan “mengormati”. Hina jadi “menghina” bukan “mengina”. Hadiah jadi “menghadiahi” bukan “mengadiahi”. Harga jadi “menghargai” bukan “mengargai”. Itulah beberapa contoh kesalahan berbahasa yang terjadi selama ini.

Salah Kaprah

Dunia yang serba digital dan modern memang menyeret manusia untuk mengikutinya. Akan tetapi, banyak sekali cara berbahasa “salah kaprah” atau dikenal dengan bahasa “alay” dan “lebay”. Dan hal itu sering terjadi di kalangan mahasiswa, dan umumnya usia SMA dan SMP. Bahasa Indonesia yang baku menjadi salah kaprah. Dan ironisnya, bahasa “alay” tersebut menjadi kebiasaan yang dianggap sebagai suatu yang benar. Padahal, dalam berbahasa harus membiasakan kebenaran, bukan membenarkan kebiasaan.
Seperti contoh kata “semangat” berubah menjadi “cumungut”. Kata “banget” menjadi “beud”, “ya” menjadi “eya”, “keren” berubah menjadi “keyen”, dan sebagainya. Di sisi lain, muncul juga kata baru yang membudaya, dan kata itu belum direstui EYD. Misalnya, “unyu-unyu” dan “chibi-chibi” yang diartikan sebagai “lucu, menarik, dan anggun”.

Menegaskan Kembali

Bahasa tulisan memang berbeda dengan lisan. Akan tetapi, sebagai warga negara yang baik haruslah memegang teguh bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan. Bagi penulis, hal itu menjadi keniscayaan. Memang sulit menjadi insan yang tunduk dan patuh pada EYD bahasa Indonesia. Dan alasan globalisasi bukan menjadi alibi untuk tidak beriman pada EYD. Mengapa demikian? Seharusnya kaum intelektual harus menjadi contoh pemakai bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD. Bukan justru menjadi pemakai setia bahasa “alay”. Apalagi, saat ini komunikasi manusia Indonesia tidak hanya di dunia nyata, namun dunia elektronik dan maya sudah menjadi “makanan” sehari-hari manusia Indonesia.
Dalam dunia maya, seperti internet, facebook, twitter, banyak sekali pembiasaan berbahasa Indonesia yang salah-kaprah. Ironisnya, pembiasaan itu terbawa pada dunia nyata dan forum formal, seperti dunia kuliah, di kantor, forum rapat, dan interaksi dengan masyarakat luas. Karena terbiasa memakai bahasa “alay”, maka dalam berkomunikasi akademik pun banyak tercampuri bahasa “alay” tersebut.
Atas dasar di atas, kita harus tegaskan kembali bahwa beriman, bertakwa, dan menjalankan perintah EYD hukumnya adalah wajib. Baik di dalam percakapan maupun dalam tulisan. Pasalnya, manusia Indonesia yang baik adalah cinta dan melestarikan bangsa Indonesia dalam kondisi apa pun. Itulah wujud cinta Tanah Air dan membuktikan nasionalisme tingkat tinggi.

Apa Solusinya?

Sebenarnya, kesalahan berbahasa menjadi bukti rasa nasionalisme dan rasa cinta bahasa Indonesia rendah, serta membuktikan tingkat rendahnya pengetahun. Maka dari itu, solusi pertama adalah merubah pola pikir bahwa berbahasa Indonesia sangat penting dan harus dibiasakan serta dilestarikan. Kalau bukan orang Indonesia yang melestarikan, lalu siapa lagi? Karena tidak mungkin orang Arab dan Amerika yang melestarikannya.
Kedua, banyak belajar dan meningkatkan intensitas berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bisa lewat baca buku, artikel, jurnal, serta meningkatkan pemahaman tentang tata cara berbahasa yang benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan menjadi wujud maju dan tidaknya bangsa ini, baik berupa lisan maupun tulisan. Maka, beriman dan bertakwa pada EYD adalah kewajiban bagi bangsa ini.
Ketiga, mencintai bahasa Indonesia. Karena kalau bahasa Indonesia tidak dicintai, maka dengan alasan apapun manusia Indonesia akan sulit membiasakan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Keempat, menegaskan kembali betapa pentingnya berbahasa Indonesia sesuai aturan main, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang cinta bahasanya sendiri. Karena itu, masih ragukah Anda untuk beriman dan bertakwa pada bahasa Indonesia?


Jumat, 11 Oktober 2013

TUGAS ISD

TUGAS 1
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

1.      Analisis oleh Anda tentang pertumbuhan penduduk dunia!
2.      Bagaimana hubungan antara kebudayaan dan kependudukan?
3.      Jelaskan 7 unsur kebudayaan dan bagaimana cara memelihara unsur tersebut!
4.      Bagaimana hubungan kebudayaan dan kepribadian masyarakat?
5.      Apa yang dimaksud kebudayaan barat? Bagaimana cara kita sebagai bangsa Indonesia menyaring kebudayaan barat tersebut?


Selamat Mengerjakan J

NOTE :
Tugas diupload ke blog paling lambat hari Sabtu, 12 Oktober 2013.
Link blog di email ke saya : dciciolina@yahoo.co.id

Sertakan selalu referensi atau sumber dalam tulisan yang kalian kutip.

Jawaban :
1.      Peningkatan perekonomian dan penanggulangan kemiskinan tidak terlepas dari peran penduduk. Nilai elastisitas jumlah penduduk di Kabupaten Bogor sebesar 4,09.  Hal ini mempunyai arti,  setiap kenaikan 1 persen jumlah penduduk, maka akan meningkatkan jumlah penduduk miskin sebesar 4,09 persen, ceteris paribus. Hasil estimasi ini sesuai dengan hipotesis selama ini bahwa pertumbuhan jumlah penduduk memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan jumlah penduduk miskin. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bogor dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk alami (kelahiran dan kematian) dan secara signifikan juga oleh migrasi masuk. Menurut hasil SP2010, dari tahun 2000 sampai tahun 2010 terjadi penambahan jumlah penduduk Kabupaten Bogor sebesar 1.263.106 jiwa.
Pada tahun 2010 terdapat sekitar 22,28 persen (1.062.951 jiwa) dari jumlah penduduk Kabupaten Bogor sebesar 4.771,932 jiwa merupakan migran seumur hidup (tempat lahir berbeda dengan saat sensus)
Pada tahun 2008, Jhingan mengemukakan pengaruh buruk pertumbuhan penduduk yang tinggi terhadap perekonomian (pendapatan per kapita).  Pertumbuhan penduduk cenderung memperlambat pendapatan per kapita melalui tiga cara, yaitu:
1.  Memperberat beban penduduk pada lahan
2. Menaikkan barang konsumsi karena kekurangan faktor pendukung untuk menaikkan penawaran mereka
3. Memerosotkan akumulasi modal, karena dengan tambah anggota keluarga, biaya meningkat. Kondisi ini akan semakin parah apabila persentase anak-anak pada keseluruhan penduduk tinggi, karena anak-anak hanya menghabiskan dan tidak menambah produk, dan jumlah anak yang menjadi tanggungan keluarga lebih besar daripada jumlah mereka yang menghasilkan, sehingga pendapatan per kapita menjadi rendah.
Nilai elastisitas jumlah penduduk menunjukkan angka terbesar jika dibandingkan dengan variabel bebas lainnya. Ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Bogor menjadi faktor utama tingginya angka kemiskinan. Banyaknya penduduk menyebabkan persaingan dalam memperoleh pekerjaan semakin kuat, sementara lapangan kerja terbatas. Penduduk yang kalah dalam persaingan akan menganggur atau bekerja dengan pendapatan yang rendah, sehingga keduanya akan berdampak pada bertambahnya kemiskinan. Selain itu, penduduk di Kabupaten Bogor memiliki angka beban ketergantungan yang masih tinggi yaitu 53,75. Tingginya angka beban tanggungan akan mengurangi pendapatan per kapita yang diterima oleh setiap penduduk, sehingga berakibat pada tingginya angka kemiskinan.
Secara tradisional, pertumbuhan penduduk akan menyebabkan kenaikan tenaga kerja dan akan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti: (1) semakin banyak jumlah angkatan kerja berarti semakin banyak pasokan tenaga kerja dan akan meningkatkan jumlah output, dan (2) semakin banyak jumlah penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik (Arsyad, 2010). Teori pertumbuhan ekonomi klasik yang dikemukakan oleh Adam Smith (Dornbusch et.al, 2008) menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian. Selanjutnya spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga meningkatkan upah dan keuntungan. Dengan demikian, proses pertumbuhan akan berlangsung sampai seluruh sumberdaya termanfaatkan.
Teori pertumbuhan neoklasik yang dikenal dengan model pertumbuhan Solow menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi karena dipengaruhi secara positif oleh peningkatan modal (melalui tabungan dan investasi) dan peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (pertumbuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan) dan peningkatan teknologi, dengan asumsi:
*   Diminishing return to scale bila input tenaga kerja dan modal digunakan secara parsial dan constant return to scale bila digunakan secara bersama-sama.
*     Perekonomian berada pada keseimbangan jangka panjang (full employment).
2.       Hubungan antara penduduk,masyarakat dan kebudayaan :
Setiap tahun penduduk di indonesia semakin bertambah. Sebagai contoh kota jakarta,kota jakarta setiap tahunnya selalu bertambah. Penduduk desa sering melakukan urbanisasi ke jakarta.Karena orang beranggapan bahwa mereka ingin mengadu nasib disana.
Dampak dari ubanisasi tersebut bahwa penduduk di kota jakarta semakin bertambah. Penduduk tersbut berasal dari beberapa daerah/suku. Ada yang berasal dari Jawa,Madura,Batak,Sunda dll. Jadi kalau dipikir secara logika jakarta mempunya banyak kebudayaan. Sebagai contoh suku jawa di jakarta,jika orang - orang madura di jakarta berkumpul maka kebudayaan asli jawa bisa dilakukan di kota jakarta.
Jadi hubungan antara penduduk,masyarakat dan kebudayaan adalah saling mengikat maksudnya jika di suatu daerah terdapat penduduk maka penduduk tersebut akan berkumpul membentuk suatu masyarakat dan akan menghasilkan kebudayaan yang baru.


3.      Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Menurut Kluchklon ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
·         Sistem religi dan upacara keagamaan
          Merupakan produk manusia untuk membujuk kekuatan lain yang berada di atasnya, yaitu Yang Maha Besar untuk menuruti kemauan mereka.
·         Sistem organisasi kemasyarakatan.
         Merupakan usaha manusia untuk menutupi kelemahan individu mereka dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
·         Sistem pengetahuan
          Merupakan kemampuan manusia untuk mengetahui, mengingat, kemudian mengolah dan menyampaikannya pada orang lain.
·         Sistem mata pencaharian hidup
          Merupakan usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan jasmaninya, untuk dapat bertahan hidup.
·         Sistem teknologi dan peralatan
         Merupakan hasil olah pikir manusia untuk mempermudah dalam mengjakan atau mengetahui segala sesuatunya sehingga manusia dapat menciptakan atau menggunakan alat tersebut.
·         Bahasa
        Bahasa merupakan segala sesuatu usaha manusia untuk dapat berkomunikasi. Bahasa dapat berupa simbol, tanda, gambar, maupun berupa lisan dan tulisan. Menurut Lyons bahasa merupakan seperangkat simbol dan tata aturan untuk menggunakan simbol-simbol dalam kombinasi-kombinasi yang penuh arti. Jadi bahasa dapat berupa apa saja asalkan memiliki arti untuk berkomunikasi.
·         Kesenian
        Merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan psikisnya, dalam hal ini tentunya mengarah pada sebuah tujuan akhir, yaitu estetika (keindahan). Dengan kesenian manusia dapat mencurahkan segala kemampuannya untuk memenuhi apa yang mereka angap pantas dan indah.
Namun ada beberapa ahli yang mengemukakan unsur-unsur kebudayaan yang lain,
·         Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
* alat-alat teknologi
* sistem ekonomi
* keluarga
* kekuasaan politik
·          Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
* sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
* organisasi ekonomi
* alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
* organisasi kekuatan (politik)


4.       Kebudayaan dan Kepribadian
Kebudayaan dan Kepribadian saling memiliki keterkaitan dalam kehidupan setiap manusia. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki artimengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993).Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal daribahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yangmerupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yangberkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakansuatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dancipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak adamahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang agung dan mahal.
Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasilkarya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.
Pengertian Kepribadian dan kebudayaan                          
Kepribadian merupakan faktor kunci dalam mendefinisikan keunikan individu dan tentu saja membentuk individu melalui kehidupan.
Dari berbagai definisi dapat diperoleh kesimpulan mengenai pengertian kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Budaya adalah cara hidup. Budaya tidak hanya nilai-nilai sadar kita, tetapi juga ini asumsi kita tentang Manusia melihat dan percaya sesuai dengan perkembangan budaya mereka. Budaya merupakan salah satu faktor penting dari model kepribadian.
Studi budaya dan kepribadian berusaha untuk memahami pertumbuhan dan perkembangan identitas pribadi atau sosial yang berkaitan dengan lingkungan social sekitarnya. Fitur budaya suatu masyarakat menghasilkan ciri khas tertentu dalam sosialisasi anak-anak. Dengan menggunakan beberapa elemen sosialisasi umum dan mekanisme, ada kemungkinan terbentuk fitur umum dari kepribadian atau konfigurasifitur kepribadian khas bagi anggota masyarakat.


5.       Dewasa ini kebudayaan barat sedang naik daun, termasuk di negara kita Indonesia. Pada dasarnya,  kebudayaan barat banyak memberikan dampak positif dalam berbagai bidang. Akan tetapi, jika masuknya kebudayaan barat itu tidak kita saring atau kita terima secara mentah begitu saja  juga dapat memberikan dampak negatif dalam beberapa bidang kehidupan. Sekarang ini banyak hal-hal baru yang mengacu pada kebudayaan barat. Sedangkan kebudayaan tradisional sedikit demi sedikit mulai tereleminasi karena kalah popularitas dengan kebudayaan barat.
Bagaimana kita menyaringnya ? yaitu dengan cara Oleh marilah kita antisipasi dampak negatif yang ditimbulkannya dengan mulai mencintai budaya negara kita sendiri. Toh, budaya tradisional kita juga tak kalah menarik dan bermartabatnya di kalangan dunia. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa. Selain itu, kita juga harus lebih selektif dalam menerima pengaruh dari  kebudayaan barat. Tidak lupa juga, tanamkan ajaran-ajaran agama dengan sebaik-baiknya agar kita dapat terhindar dari pengaruh negatif yang ditimbulkannya.


Senin, 07 Oktober 2013

Pentingnya Berbahasa Yang Baik dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi

Bahasa sebagai Alat Komunikasi. Komunikasi adalah tahapan lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi pun tidak akan sempurna jika orang yang menangkap komunikasi kita tidak mengerti apa yang kita sampaikan. Maka dari itu Menggunakan bahasa yang baik sangat penting Karena dari tata cara bahasa seseorang kita dapat menilai kecerdasan orang tersebut.

 Apabila bahasa yang digunakan baik dan benar maka bagi pendengar  tentunya lebih mudah dipahami. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita.
 
Kesalahan Dalam Berbahasa
Kerancuan (Kontaminasi)
Kontaminasi ialah pencampuran dengan tidak sengaja. Pencampuran ini sudah tentu tidak dapat dibenarkan karena membuat kalimat menjadi kacau (rancu). Contoh:
1. “untuk sementara waktu” mestinya “untuk sementara” atau “untuk beberapa waktu” .
2. “sementara orang” mestinya “beberapa orang”
3. “selain daripada itu” mestinya “selain itu” atau “lain daripada itu”;
4. “dan lain sebagainya” mestinya “dan lain-lain” atau “dan sebagainya”;
5. “berhubung karena” mestinya “berhubung dengan” atau “karena”;
6. “demi untuk” mestinya “demi” saja atau “untuk” saja;

SUMBER : 
http://fendipandu.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-dan-pentingnya-berbahasa_3.html