Minggu, 04 Mei 2014

Proposal Kegiatan

PROPOSAL KEGIATAN PEMBENTUKAN EKSTRAKURIKULER
IKJ (IKATAN KEJURNALISTIKAN)
SMA NEGERI 1

1.    PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran di sekolah tidak hanya berupa kegiatan di dalam kelas. Kegiatan di luar pelajaran sehari-hari pun dapat dilaksanakan, salah satunya kegiatan nyata untuk siswa seperti ekstrakurikuler yang turut membawa siswa dalam olah kreasi dan apreasiasi seni. Semakin berkembangnya IPTEK, didunia modern ini orang-orang mulai haus akan informasi. Oleh karena itu, kegiatan kejurnalistikan yang erat kaitannya dengan tulis menulis dan penginformasian berita menjadi suatu kegiatan yang bermanfaat.

2.        LATAR BELAKANG
Ekstrakurikuer IKJ ( Ikatan Kejurnalistikan) ini diselenggarakan dalam rangka untuk mengembangkan minat siswa-siswi SMA Negeri 1  mengenai dunia kejurnalistikan, menopang dan mengupayakan informasi seputar kejurnalistikan.

3.    NAMA DAN TEMA KEGIATAN/EKSTRAKURIKULER
A.  Nama Kegiatan/Ektrakurikuler
IKJ atau kepanjangan dari Ikatan Kejurnalistikan
B.  Tema
“Kejurnalistikan Sebagai Kegiatan Penunjang Kreativitas dan Potensi diri dalam Menentukan Karakter  Peserta Didik”.

4.    DASAR PELAKSANAAN
-      Visi dan misi SMA Negeri 1.
-      Program Kerja OSIS SMA Negeri 1 tahun pelajaran 2013/2014.
-      Rapat MPK SMAN 1 tanggal 3 Oktober 2013.

5.    TUJUAN DAN MANFAAT
a.    Tujuan diselenggarakannya ektrakurikuler IKJ (Ikatan Kejurnalistikan) ini adalah sebagai berikut :
1)   Menjalankan Program Osis SMAN 1 tahun pelajaran 2013/2014.
2)   Mengembangkan minat siswa terhadap bidang kejurnalistikan.
3)   Mempelajari lebih dalam mengenai bidang kejurnalistikan.
4)   Tempat menampung aspirasi dan inspirasi siswa.
5)   Memajukan mading sekolah.
6)   Memberi informasi tentang sekolah.
b.    Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1)   Berkembangnya minat siswa terhadap bidang kejurnalistikan.
2)   Bertambah ilmu siswa mengenai bidang kejurnalistikan.
3)   Dapat digunakan sebagai tempat untuk menampung aspirasi dan inspirasi siswa melalui program kerja yang akan dilaksanakan.
4)   Memajukan mading sekolah.
5)   Tercapainya visi dan misi sekolah.

6.    SASARAN
Kegiatan Ektrakurikuler IKJ (Ikatan Kejurnalistikan) ini diharapkan mendapat apresiasi aktif dari :
a.    Kepala Sekolah SMAN 1.
b.    Guru, Staf TU dan karyawan SMAN 1.
c.    Siswa-siswi SMAN 1.
d.   Dan masyarakat secara umum.

7.    WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
A.  Waktu kegiatan
Kegiatan ektrakurikuler IKJ (Ikatan Kejurnalistikan) ini berlangsung setiap satu minggu sekali yaitu setiap hari Selasa, pukul 14.00 WIB – selesai.
B.  Tempat Kegiatan
Tempat kegiatan ektrakurikuler IKJ (Ikatan Kejurnalistikan) ini dilaksanakan di SMA Negeri 1.

8.    MATERI EKTRAKURIKULER
Materi yang akan dilaksanakan atau diberikan dalam ektrakurikuler IKJ (Ikatan Kejurnalistikan) ini berhubungan dengan kejurnalistikan seperti : dasar-dasar kejurnalistikan, teknik menyusun berita dan feature, peliputan berita, penyusunan dan penulisan berita melalui media massa seperti Madding sekolah dan bulletin.

9.    ACARA DAN KEGIATAN

No.
Acara Atau Kegiatan
Waktu
Penanggung jawab
1.
Latihan rutin
setiap hari Selasa. Pukul 14.00 WIB- selesai
Pengurus
2.
KAS rutin
Setiap Latihan rutin
Bendahara
3.
Pembuatan madding atau bulletin (majalah)
Setiap dua minggu sekali
Pengurus
4.
Evaluasi pembelajaran/ Rapat Bulanan
Sebulan sekali
Pengurus
5.
Peliputan berita
Disesuaikan
Pengurus
6.
Penyuluhan Kejurnalistikan
Sebulan sekali
Pengurus

10.              SUSUNAN PENGURUS

1.    Pembina             : Bpk. Toto Nugroho
2.    Ketua                 : Eni Ristiani
3.    Wakil Ketua      : Vita Purnamasari
4.    Sekretaris I        : Ananda Milani A.K
5.    Sekretaris II       : Erlinawati
6.    Bendahara I       : Desi Reviani
7.    Bendahara II     : Desi Erlitasari

8.    Sie. Editor
a.     Koordinator    : Siti Malikhah
Anggota                 :
a.    Umri Yuliana S.
b.    Alif S.
c.    Nur Hudiyah

9.    Sie. Desain Grafis
Koordinator            : Retno Nurmalasari
Anggota                 :
a.    Ahya .U.
b.    Weni Susilowati

10.     Sie. Reporter
Koordinator            : Tiffani Erlita Sari
Anggota                 :
b.    Dewi Ayu S.
c.     Amiroh Nurul

11.     Sie. Fotografer           
Koordinator            : Susi Safitri
Anggota                 :
a.    Fahmi Assegaf
b.    Risky Agustina
12.     Sie. Humas
Koordinator            : Nur Novianti
Anggota                 :
a.       Fiqih Anggita P
b.      Retno Nurmalasari
c.        
11.    PERLATAN YANG DIPERLUKAN
Peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan Ektrakurikuler IKJ (Ikatan Kejurnalistikan) ini adalah sebagai berikut:
No
Peralatan
Jumlah
Keterangan
1.
Base camp
1
Belum terpenuhi
2.
Handycame
1
Belum terpenuhi
3.
Tape Recorder
1
Belum terpenuhi

12.    PENUTUP
            Demikian pengajuan proposal pembentukan ektrakurikuler IKJ (Ikatan Kejurnalistikan) ini kami sampaikan. Mudah-mudahan proposal yang kami ajukan mendapat apresiasi dari pihak yang bersangkutan. Semoga Allah SWT memberi kelancaran dalam kegiatan ini. Atas segala dukungan demi terlaksananya kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.







Mengetahui,
Ketua Osis,                                                                                     Ketua IKJ,


Tri Pandriono                                                                                Eni Ristiani
NIS. 12065                                                                                     NIS. 11918


Wakasek Kesiswaan,                                                                      Pembina IKJ,


      Drs. Edy Raharjo                                                                    Toto Nugroho S,Pd.
 NIP. 19600505 1988403 1 008                                                                    NIP -


Menyetujui
Kepala Sekolah SMA Negeri 1





Dr. H. Supa’at M,Pd.
NIP. 19660805 199302 1 001


Karangan Populer

Mengoptimalisasikan Penggunaan Biogas sebagai Energi Alternatif
Kehidupan masyarakat semakin sulit seiring dengan naiknya harga bahan bakar minyak dan gas elpiji dari tahun ke tahun. Salah satu energi alternatif yang dapat dimanfaatkan adalah penggunaan biogas. Pengolahan kotoran sapi menjadi energi alternatif biogas yang ramah lingkungan merupakan cara yang sangat menguntungkan, karena mampu memanfaatkan alam tanpa merusaknya sehingga siklus ekologi tetap terjaga. Selain mendapatkan energi alternatif pengganti BBM pembuatan biogas dapat mendukung usaha tani penyediaan pupuk organik sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia, sehingga ada kemandirian dalam penyediaan pupuk. Biogas adalah gas pembusukan bahan organik oleh bakteri pada kondisi Anaerob.Bio Gas yang sering juga disebut Gas Bio ,merupakan campuran berbagai gas antara lain :CH 4 ( 54-70%),CO2 ( 27-45%),O2 ( 1-4%), N2 ( 0,5 - 3 %), CO (1%), dan H2S> Campuran gas ini mudah terbakar bila kandungan Ch4 ( Methana) melebihi 50 %. 
Manfaat biogas dalam bidang ekonomi, masyarakat keluarga-keluarga yang menggunakan biogas sudah tidak membutuhkan pembelian bahan bakar karena sudah bisa terpenuhi kebutuhannya dari kotoran ternak yang dipeliharanya. Bagi mereka yang biasanya mencari/memotong kayu bakar di hutan kini waktunya bisa dipergunakan untuk kegiatan yang memberikan nilai tambah ekonomis, dengan pekerjaan sambilan yang lain.

 Kata kunci : biogas, kotoran sapi, bahan bakar

Teori Proposal

TEORI PROPOSAL
Pengertian proposal yaitu tulisan yang dibuat dengan tujuan menjelaskan dan juga menjabarkan maksud atau tujuan kepada seseorang, instansi, atau suatu kelompok. Dalam pengertian proposal tersebut dimaksudkan agar penerima proposal dapat memahami dan mengerti tentang maksud dan tujuan secara lebih detail lagi. Pada pengertian proposal itu juga dimaksudkan agar setelah penerima proposal mengerti dan memahami tujuan proposal tersebut maka akan terjadi persamaan misi, visi, dan juga tujuan yang ingin dicapai.
Pengertian proposal juga merupakan suatu planning kerja yang terinci dan juga sistematis yang kemudian digunakan untuk suatu aktivitas atau kegiatan yang sifatnya formal. Penjelasan pengertian proposal juga dijabarkan sebagai usulan dari suatu aktifitas atau kegiatan yang memerlukan dukungan dari seseorang baik itu individu maupun kelompok lainnya. selain itu, pengertian proposal juga diartikan sebagai suatu rancangan dari kegiatan yang ingin dilaksanakan yang disusun secara formal atau juga standar.

Pengertian Proposal Secara Ilmiah

Dari sudut pandang dunia ilmiah, pengertian proposal ialah rancangan dari suatu usulan sebuah penelitian yang kemudian akan dilaksanakan oleh peneliti terhadap bahan penelitiannya. Dalam pengertian proposal ini itu berarti proposal sama halnya dengan usulan.
Ada juga yang menyatakan bahwa pengertian proposal itu ialah suatu permintaan atau dapat juga dikatakan sebagai saran yang ditujukan kepada seseorang, instansi, organisasi, suatu badan, atau suatu kelompok untuk menjalankan atau melaksanakan suatu pekerjaan.
Demikianlah penjelasan dan pembahasan tentang pengertian proposal. Sebagian besar dari kita tentu sering mendengar kata proposal. Apalagi orang yang berkecimpung di dunia pendidikan dan pegawai suatu perusahaan atau instansi tentu sering mendengar kata proposal dan bahkan sangat mengerti tentang pengertian proposal. Namun demikian, tidak dipungkiri juga pasti banyak yang belum tau dan mengerti tentang pengertian proposal. Maka dari itu, semoga artikel tentang pengertian proposal ini dapat membantu anda dalam memahami atau lebih memahami tentang pengertian proposal.

Sistematika Proposal

Sistematika proposal penelitian adalah tahap-tahap atau aturan yang digunakan sebagai acuan dalam membuat proposal penelitian. Dapat diartikan sebagai sebuah usulan yang dibuat secara ringkas yang menggambarkan apa saja aspek yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian, kemudian dirancang dan disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Melalui proposal peneliti atau pihak-pihak terkait akan memahami kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan.

1. Latar belakang masalah, latar belakang masalah dimulai secara sistematis. Penulisan masalah ini dilakukan dengan memaparkan variabel terkait sebagai pokok pikiran utama dan variabel bebas sebagai penjelas. Unsur-unsur yang harus ada dalam penulisan latar belakang masalah adalah menguatkan bahwa masalah itu sangat penting untuk diatasi dan menarik untuk diteliti. Syarat-syarat dalam penulisan latar belakang masalah adalah sebagai berikut:

- Hal-hal yang ideal

- Masalah utama

- Dimana hal itu terjadi

- Kosekuensi yang muncul bila masalah itu dibiarkan

- Intervensi yang relevan

2. Batasan masalah dalam suatu penelitian diperlukan agar ruang lingkup masalah yang akan diteliti tidak meluas, batasan-batasan yang dimaksud seperti batasan
waktu, batasan tenaga dan batasan dana. Batasan-batasan ini tentunya juga berpengaruh pada proses dan hasil penelitiannya :

- Membatasi masalah yang akan dipilih

- Menegaskan pengertiannya

- Menggambarkan secara detail dan menjelaskan data yang diberikan

3. Dalam perumusan masalah dijabarkan sebagai definisi yang dapat menjelaskan, ruang lingkup serta asumsi dasar

4. Tujuan penelitian, tujuan penelitian dirumuskan dengan kalimat yang pasif, karena tujuan merupakan pernyataan yang berisi harapan yang akan dicapai.

5. Manfaat penelitian, uraikanlah manfaat penelitian secara singkat dan jelas.

6. Landasan teori, bagian ini ditulis agar pembaca atau pihak-pihak terkait mengetahui landasan-landasan yang di pakai dalam melakukan penelitian.

7. Metode penelitian, dalam hal ini dapat meliputi rancangan penelitian, cara penafsiran dan variabel dalam penelitian,

8. Objek penelitian adalah suatu benda, orang, tempat atau keadaan yang menjadi fokus dari penelitian yang dilakukan.

9. Metode pengumpulan data, ada beberapa cara, yaitu :

- Wawancara

- Diskusi kelompok

- Observasi

- Review dokumen

10. Metode analisis data,setelah data dikumpulkan tahap selanjutnya adalah analisa data.

11. Hasil penelitian yang diharapkan.

12. Dan yang terakhir daftar pustaka.

Merancang Proposal Sponsor

Dalam merencanakan suatu acara besar, maupun kecil, intern maupun exteren maka dibutuhkan kehadiran proposal sabagai suatu pedoman dalam berproses selanjutnya. Proposal menjadi gambaran kasar acara yang akan diadakan. Entah akhirnya beberapa hal meleset, hal tersebut tidak masalah, karena pada akhirnya akan ada laporan pertanggung jawaban. Tentunya proposal yang baik tidak akan berbeda jauh dengan pelaksanaan atau realisasi acara.
Ketika anda merencanakan sebuah acara besar dengan besar dengan menggundang massa tentunya anda akan membutuhkan kehadiran sponsor di situ. Maka dari itu proposal menjadi senjata anda untuk menunujukkan, menyakinkan pihak sponsor untuk ikut berpartisipasi dengan anda.
Karena itu jangan samakan proposal biasa dengan proposal sponsor. Proposal sponsor unik, buatlah berbeda dari yang lain. Hal yang penting dalam proposal adalah jangan sampai pihak sponsor menganggap anda seperti meminta namun berikanlah penyajian yang membuat pihak sponsor memang tertarik pada acara anda. Fokuslah pada keuntungan yang bisa didapat oleh pihak sponsor.
Sebelum membuat proposal Sponsor beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
1. Waktu persiapan
Ketika anda mengadakan suatu acara dengan jeda waktu yang sempit dengan hari acara, maka semakin kecil harapan anda untuk mendapatkan sponsor. Mengapa? Karena dari situ akan terlihat bagaimana keseriusan dan kesiapan anda dalam melaksanakan acara tersbut.
2. Penyelenggara
Kalau anda pernah menyelenggarakan suatu event besar dan sukses, maka sponsor tidak akan segan-segan berpartisipasi di dalamnya. Dengan kata lain, reputasi menjadi hal yang penting untuk memikat sponsor. Semakin besar reputasi anda, semakin mudah pihak sponsor percaya.
3. Jenis Kegiatan
Ketika anda membuat suatu acara lihatlah produk apa yang bisa ditampilkan di situ. Hal ini menjadi berkaitan erat pada keterkaitan produk sponsor dengan kegiatan anda.. Kalau anda membuat pensi anak muda, maka anda tidak akan mungkin bisa mendapatkan sponsor seperti mobil, elektronik, namun anda bisa mendapat sponsor rokok, makanan, dll.
4. Penonton atau peserta
Berilah target yang akan dicapai dalam proposal, dan fokus golongan apa. Ketika anda menargetkan dengan jumlah yang besar dan yang akan datang adalah sebagian besar anak muda maka perusahaan dengan produk anak muda akan tertarik.
Aspek dalam proposal sponsor adalah:
- Layout
- Kelengkapan perencanaan acara
- Penawaran sponsor
Layout
Ketika anda membuat proposal terutama proposal sponsor, layout menjadi bagian yang penting didalamnya. Karena dari layout anda, anda paling tidak bisa memberikan keyakinan lebih pada pihak sponsor, proposal anda akan terlihat berbeda di mata Sponsor. Dari layout anda anda dapat memperlihatkan betapa seriusnya anda mempersiapkan sebuah acara.

Proposal Skripsi

Membuat proposal skripsi/tesis merupakan kewajiban seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana dan magister. Sebelum menjelaskan tentang proposal skripsi/tesis dan memberikan contoh proposal skripsi/tesis  terlebih dahulu saya akan menjelaskan secara singkat perbedaan skripsi dan tesis.
Pengertian skripsi menurut Ndraha (1998) skripsi merupakan laporan pekerjaan lapangan dan membaca buku-buku untuk membentuk konsep baru yang meliputi fakta serta mengembangkan hipotesis antara variabel-variabel yang dijabarkan konsep tersebut.
Sedangkan pengertian tesis (thesis) menurut Ndraha (1998) tesis merupakan laporan yang sama seperti skripsi akan tetapi bertujuan untuk membangun teori baru atau mengembangkan teori lama.
Kembali ke pokok bahasan yaitu proposal skripsi dan contoh proposal skripsi. Skripsi dan tesis merupakan salah satu bentuk contoh karya ilmiah. Walaupun tanpa pembimbing mahasiswa sebenarnya dianggap mampu membuat proposal skripsi karena mahasiswa telah menempuh mata kuliah tentang Metode Penelitian.

Contoh Proposal

Contoh Proposal Kegiatan HUT RI

I.                    LATAR BELAKANG

Dengan motivasi proklamasi 17 Agustus 1945, kita lanjutkan pembangunan ekonomi menuju peningkatan kesejahteraan rakyat, serta kita perkuat ketahanan nasional menghadapi tantangan global.

II.                  MAKSUD DAN TUJUAN

A. Maksud

Adapun maksud diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME dan kegembiraan dalam menyambut Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68 pada tanggal 17 Agustus 2013.

B. Tujuan

Adapun tujuan diadakannya acara ini adalah untuk:
Mempererat tali silaturahmi antar sesama warga RT 06/RW 07, Kelurahan Sukamenak, Kecamatan Kopo-Bandung.
Meningkatkan semangat juang dalam meraih prestasi diantara anak-anak.
Memupuk jiwa sportifitas dalam berlomba diantara anak-anak.
Memupuk semangat kebangsaan antar generasi untuk memperkuat ketahanan nasional menghadapi tantangan global.

III.                TEMA KEGIATAN

Aktivitas ini mengedepankan kebersamaan warga antar Kopo dan mengembangkan daya kreativitas, keterampilan, ketangkasan, serta sportifitas.

IV.                JENIS KEGIATAN

A. Perlombaan untuk anak:
Lomba tarik tambang
Lomba joged
B. Perlombaan untuk dewasa:
Lomba marathon
Lomba sepak bola antar RT
Lomba lintas alam

V.                  WAKTU dan TEMPAT

A. Lomba Tarik Tambang
Hari, tanggal: -
Waktu: -
Tempat: -

B. Lomba Joged
Hari, tanggal: -
Waktu: -
Tempat: -

C. Lomba Marathon
Hari, tanggal: -
Waktu: -
Tempat: -

D. Lomba Sepakbola
Hari, tanggal: -
Waktu: -
Tempat: -

E. Lomba Lintas Alam
Hari, tanggal: -
Waktu: -
Tempat: -

VI.                SUSUNAN KEPANITIAAN

Penanggung Jawab:
A. Panitia Pelaksana
B. Seksi-seksi

ANGGARAN BIAYA

A. Sumber Dana
B. Pengeluaran

VII.              PENUTUP

Demikianlah proposal ini saya bikin, saya mengharapkan dukungan serta partisipasi bapak/ibu. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita inginkan.
Atas perhatian serta hubungan kerjasama bapak/ibu saya ucapkan terima kasih.


Perbedaan Karangan Ilmiah dengan Karangan Populer

A.     Pengertian karya ilmiah


1. Pengertian

        Menurut I.G.A.K. Wardani dkk. (2007) karya ilmiah adalah satu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sistematis berarti bahwa karangan atau karya tulis tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga kaitan antara bagian – bagian tersebut sangat jelas dan padu.Bersifat ilmiah, berarti bahwa karya tulis tersebut menyajikan satu deskripsi , gagasan, argumentasi atau pemecahan masalah yang didasarkan pada berbagai bukti empiric atau kajian teoritis sehingga para pembacanya dapat merunut atau mencari kebenaran bukti empiric atau teori yang mendukung gagasan tersebut.

        Pengertian di atas sejalan dengan pengertian yang diberikan oleh Brotowijoyo, yang dikutip oleh Zaenal Arifin ( 1993) sebagai berikut “ karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar “. Ditambahkan pula bahwa karangan ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam sebuah karya ilmiah bukan merupakan kebenaran normative, melainkan kebenaran objektif dan positif sesuai dengan fakta dan data lapangan.
    
       Karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan ) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui keputusan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya. Menurut Pateda (1993), karya ilmiah adalah hasil pemikiran pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jadi, karya ilmiah bukan sekadar untuk mempertanggungjawabakan penulisan karya ilmiah tersebut secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena hasil suatu karya ilmiah dibaca dan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.




    Penyusunan karya ilmiah harus memenuhi kaidah, antara lain a) penyebuatn sumber tulisan yang jelas. Jika penyusunan karya ilmiah mengutip pendapat orang lain, maka sumber kutipan itu harus disebutkan dengan jelas dan lengkap; b) memenuhi kaidah penulisan yang berkaitan dengan teknik kutip – mengutip, penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar.

        Ciri – ciri ahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah menurut Jujun S. Suriasumantri (1999), antara lain :

a.    Reproduktif, artinya ahwa maksud yang ditulis oleh penulisnya diterima dengan makna yang sama oleh pembaca. Oleh karena itu, tulisan ilmiah harus mempergunakan bahasa yang bermakna denotative agar terdapat satu pemahaman makna antara penulis dan pembaca.

b.    Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat penulisnanya kurang menguasai materi atau kurang mampu menyusun kaloimat dengan subjek dan predikat yang jelas

c.    Tidak emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan penulis. Hal – hal yang diungkapkan harus rasional, tanpa diberi tambahan pendapat subjektif dan emosional penulisannya. Oleh karena itu , tulisan ilmiah harus bersifat jelas, objektif, dan tidak berlebihan.

d.    Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragraph. Penulis harus memepergunakan bahasa dengan mengikuti kaidah tata bahasa agar hasil tulisan tidak mengandung salah tafsir bagi pembaca. Karya ilmiah merupakan karya yang ditulis untuk dibaca semua orang dengan rentang waktu yang tidak terbatas.

e.    Penggunaan istilah keilmuan. Penulis karya ilmiah harus mempergunakan istilah – istilah keilmuan bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap ilmu tertentu yang tidak dikuasai oleh penulis pada bidang ilmu yang lain. Istilah keilmuan dipergunakan pula untuk mengkomunikasikan ilmu terhdap ilmu tertentu yang tidak dikuasai oleh penulis pada bidang ilmu yang lain. Istilah keilmuan dipergunakan pula untuk mengkomunikasikan ilmu kepdad pembaca sehingga dapat dipelajari atau diteliti lebih lanjut.

f.     Bersifat denotative, artinya penulis  dalam karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang hanya memiliki satu makna. Hal ini dilakukan untuk menjaga konsistensi tulisan, sehingga tidak membingungkan pembaca.

g.    Rasional, artinya penulis harus menonjolkan keruntututan pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancer, dan kecermatan penulisan.

h.    Ada kohesi antar kalimat pada setipa paragraph dan koherensi antar paragraph dalam setiap bab.

i.      Bersifat straight forward atau langsung ke sasaran. Tulisan ilmiah hendaknya tidak berbelit – belit, tetapi langsung ke penjelasan atau paparan yang hendak disampaikan kepada pembaca.

j.      Penggunaan kalimat efektif, artinya kalimat itu dapat bersisi, tidak berkepanjangan (bertele-tele), sehingga makana yang hendak disampaikan kepada pembaca tepat mencapai sasaran.

2. Ciri – Ciri Karya Ilmiah

Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Kaya tulis ilmiah berbeda dengan karya tulis jurnalistik. Karya tulis ilmiah juga berbeda dengan karya tulis prosa fiksi. Perbedaan itu terlihat pada hal-hal berkut.
·         Apabila karya tulis jurnalistik mendeskripsikan objek atau menceritakan peristiwa sebagai tujuan utama penulisan, karya tulis ilmiah mendeskripsikan objek atau menceritakan peristiwa sebagai bukti yang mendasari penyimpulan sebuah teori. Oleh karena itu, tugas jurnalis adalah “memfoto” fenomena apa adanya, tanpa diikuti komentar atau analisis teori. Sebaliknya, tugas ilmuwan atau akademisi adalah menganalisis fenomena berdasarkan teori tertentu.
·         Apabila karya tulis prosa fiksi menonjolkan ekspresi emosi atau perasaan, karya tulis ilmiah menonjolkan ekspresi akal pikiran. Oleh karena itu, pengarang prosa fiksi bebas mengekspresikan imajinasinya yang subjektif. Sebaliknya, penulis karya ilmiah bebas mengekspresikan analisis logis yang objektif.
Apa pun jenis karya ilmiah yang ditulis oleh ilmuwan atau akademisi – sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya – harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
·         Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.
·         Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.
·         Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
·         Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
·         Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

3. Jenis Karya Tulis Ilmiah


Seperti yang sudah saya sampaikan pada postingan terdahulu tentang macam-macam karya tulis ilmiah, Karya tulis ilmiah dapat disajikan dalam bentuk laporan penelitian, artikel ilmiah di jurnal, artikel ilmiah popular di media massa, makalah seminar, buku, diktat, modul, maupun karya terjemahan. Dengan demikian terdapat banyak pilihan bagi guru dalam mengembangkan profesinya melalui karya tulis ilmiah. Tidak ada salahnya pada tulisan ini saya jabarkan lagi secara singkat jenis-jenis karya tulis ilmiah.
1.   Makalah atau paper merupakan rumusan atau simpulan pemikiran sebagai hasil telaah atau pengkajian sederhana dari sebuah referensi bacaan, pemikiran tokoh, ilmuwan atau penulis sebelumnya. Karya ilmiah jenis ini biasa diberikan oleh dosen atau guru kepada mahasiswa atau siswanya. Tujuannya biasa untuk memberikan ruang bagi peserta didik dalam menuangkan gagasan ilmiahnya untuk mengasah kemampuan intelektualnya dalam menanggapi permasalahan yang berkembang. Makalah biasanya disajikan dalam forum seminar, lokakarya, workshop dan sejenisnya.
2.   Laporan praktikum biasanya merupakan laporan tertulis dari serangkaian kegiatan praktikum yang telah dilakukan oleh seorang atau sekelompok siswa. Dalam menuliskan laporan unsur kronologis menjadi sangat penting karena praktik kerja baik di lapangan maupun di laboratorium terdiri dari tahapan-tahapan yang sistematis yang harus dilaporkan secara sistematis juga. Dengan demikian penulisan laporan praktikum dituntut untuk menyampaikan sebuah kegiatan secara sistematis, runtut dan terperinci.
3.   Artikel merupakan gagasan tertulis dari penulis tentang suatu permasalahan yang didasarkan pada kajian pustaka atau hasil penelitian. Artikel merupakan diseminasi pemikiran dari ahli atau seseorang yang secara intens mengamati permasalahan tertentu (pengamat). Artikel hampir mirip dengan makalah, yang membedakan adalah ruang publikasinya. Apabila makalah disampaikan dalam forum seminaratau workshop, artikel dipublikasikan di media massa baik jurnal ilmiah atau media massa (koran atau majalah, yang biasa disebut artikel ilmiah populer). Artikel dapat ditulis dalam berbagai bentuk yaitu opini, essay atau feature. Opini merupakan gagasan pribadi penulis, sedangkan essay merupakan karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang penulisnya (Kamus Besar Bagasa Indonesia, 2005: 308). Sedangkan feature merupakan bentuk penulisan artikel yang berupa berita.
4.   Tugas akhir baik skripsi (tingkat S1), thesis (S2) atau disertasi (S3) merupakan karya ilmiah yang ditujukan untuk mengakhiri studi di perguruan tinggi. Tugas akhir biasanya berupa hasil penelitian dari bidang tertentu (sesuai jurusan atau program studi yang diambil) yang kemudian diujikan secara lisan untuk memperoleh derajat kelulusan dan kelayakan karya tersebut.

B.      Pengertian Karangan populer
1. Pengertian

                Karangan ilmiah adalah karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat menyampaikan ilmu pengetahuan. Karangan ilmiah di atas disebut karangan ilmiah baku karena menggunakan bahasa baku. Bahasa baku adalah bahasa yang distandarisasikan sebagai acuan aturan tata tulis ilmiah. Adapun karangan ilmiah popular adalah karangan yang disusun secara sistematis bersifat menyampaikan ilmu pengetahuan dengan menggunakan bahasa popular. Kedua jenis karangan ini intinya dibedakan oleh bahasa yang digunakan dan cara penyajiannya.
Masalahnya sekarang apa dan bagaimana bahasa popular itu? Bahasa popular adalah bahasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, sedangkan bahasa baku, yang biasa disebut bahasa resmi, biasa digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau pada acara-acara formal dan kenegaraan. Dari segi pemerolehannya, bahasa popular diperoleh dari masyarakat, sedangkan bahasa baku diperoleh dari dunia akademik.
Bahasa popular bersifat sederhana dan santai sehingga mudah dipahami. Memahami pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa popular tidak perlu konsentrasi tinggi, sedangkan bahasa baku dengan istilah teknisnya sebagai cirri karya ilmiah harus menggunakan konsentrasi tinggi yang terkadang membuat orang malas membacanya.
Karangan ilmiah popular memiliki cirri, yakni bahasa dan penyajiannya sederhana. Pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca dikemas dalam bahasa sesederhana mungkin agar mudah dipahami. Ciri bahasa yang sederhana dapat dilihat dari pilihan kata, pembentukan kalimat, tidak menggunakan istilah teknis, dan tidak menggunakan bahasa asing. Istilah teknis adalah istilah-istilah baku dalam disiplin ilmu tertentu. Semua disiplin ilmu mempunyai istilah teknis masing-masing yang tidak bisa digunakan pada disiplin ilmu lain meskipun maknanya sama.
Inti karangan ilmiah harus menyampaikan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, kita mempunyai ilmu pengetahuan cara budi daya ikan lele dumbo. Pengetahuan itu kemudian kita beritahukan kepada orang lain. Selanjutnya ditulis secara sistematis dengan bahasa sehari-hari, maka jadilah karangan ilmiah populer. Di sini penulis menyampaikan ilmu pengetahuan cara budi daya lele dumbo kepada pembacanya.
Contoh lain, kita mempunyai keahlian membuat kue dan ingin mengajarkannya kepada orang lain. Kita tulis bahan-bahannya, cara membuat adonan, cara mencetak, cara memanggang, dan cara menyajikannya secara berurutan kemudian dimuat di suatu majalah, jadilah sebuah karya ilmiah populer. Karya ilmiah populer paling sederhana bisa dilihat di majalah-majalah dinding baik di sekolah maupun di rumah sakit. Di rumah sakit biasa ada tulisan-tulisan cara merawat bayi, cara mengatasi demam berdarah, cara mengatasi muntaber, dan lain-lain. Artikel-artikel tersebut termasuk karya ilmiah populer meskipun ditulis dengan bahasa sederhana dan ringkas, tetapi pada dasarnya ditujukan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.

C.      Perbedaan Karangan Ilmiah dengan Karangan Populer

  “Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir” adalah slogan yang harus dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis. Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide kita akan tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan ketika Anda menulis.
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian awal karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir karangan (reference matter).
      Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.