Untuk kasus di Indonesia, perkembangan telematika mengalami
tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat
.
Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai
dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya
adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga
ini dimulai tahun 2000
1. Periode Rintisan
Aneksasi Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa
Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata
pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan
pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika
mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh
warga Prancis.
Mulai tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman
informasi
. Namun demikian, dengan perhatian yang
minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup mengindahkan
perkembangan telematika.
Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh
dari harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi
informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon,
saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan
komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas. Kemampuan
ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat
dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984.
Setahun sebelumnya di Amerika Serrikat, tepatnya tanggal 1
Januari 1983, internet diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance Research Project
Agency) dan NSFnet (National Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan
jaringan semakin banyak, dan pada pertengahan tahun, masyarakat mulai
memandangnya sebagai internet
.
Penggunaan teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia
masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email
dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis)
tertua di Indonesia dibuat olehJhhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang
mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983
[20], persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai
protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah “unix”,
“email”, “PC”, “modem”, “BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata yang
sangat langka
.
Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana
beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal
mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di
TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara
Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar
pulau Jawa. Pada pihak akademisi dan praktisi praktisi IT (Information and
Technology), merekam penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang akhir tahun 1980-an, tercatat beberapa komunitas
BBS, seperti Aditya (Ron Prayitno), BEMONET (BErita MOdem NETwork), JCS (Jakarta
Computer Society — Jim Filgo), dan lain-lain. Konon, BEMONET cukup populer
dan bermanfaat sebagai penghilang stress dengan milis seperti “JUNK/Batavia“.
Di kalangan akademis, pernah ada UNInet dan Cossy. UNINET merupakan sebuah
jaringan berbasis UUCP yang konon pernah menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI,
UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah dioperasikan dengan menggunakan X.25 dengan
pihak dari Kanada. Milis yang kemudian muncul menjelang akhir tahun 1980-an
ialah the Indonesian Development Studiesi (IDS)(Syracuse, 1988); UKIndonesian (UK,
1989); INDOZNET (Australia, 1989); ISNET (1989); JANUS (Indonesians@janus.berkeley.edu),
yang saking besarnya sampai punya beberapa geographical relayers; serta
tentunya milis kontroversial seperti APAKABAR
.
Jaringan internet tersebut, terhubungakan dengan radio.
Medio tahun 1980 diisi dengan komunikasi internasional melalui kegiatan radio
amatir, yang memiliki komunitas dengan nama Amatir Radio Club (ARC) Institut
Teknologi Bandung (ITB). Bermodalkan pesawattransceiver HF SSB Kenwood TS 430
dengan computer Apple II, sekitar belasan pemuda ITB menghubungkan server BBS
amatir radio seluruh dunia, agar email dapat berjalan lancar
.
2. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak
digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya
sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek
kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik,
yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada
sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke
Indonesia pada tahun 1994
, dan milis adalah salah satu
bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi,
akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di
Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil
pertama, yaitu INDOnet
.
Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya
adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung
dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra
Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi
telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference,
siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan
pasca kerusuhan Mei 1998.
Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di
Indonesia. Disaat keterbukaan yang diusung gerakan moral reformasi, stasiun
televise yang syarat informasi seperti kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro
Tv, hadir pada tahun 1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami
peningkatan, ragam teknologisoftware terus menghasilkan yang baru, dan
juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental
computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan
gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak masyarakat
Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).
Pemerintah yang
masih sibuk dengan gejolak politik yang kemudian diteruskan dengan upaya
demokrasi pada Pemilu 1999, tidak menghasilkansuatu keputusan terkait
perkembangan telematika di Indonesia. Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal
sulam kurikulum sebagai dampak perkembangan politik terbaru, bahkan proses
pembelajaran masih menggunakan cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada
tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus
Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan mailinglist internet terbesar di
Indonesia
.
3. Periode Aplikasi
Reformasi yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang
serba bebas, seakan tanpa aturan. Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan
teknologi computer, internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat denganb mudah
diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga
murah.
Keterjangkauan secara financial yang ditawarkan, dan gairah
dunia digital di era millennium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada
masyarakat luas, akan tetapi juga mualai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada
pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana
transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan industri telematika dalam
negeri yang terus berkembang.
Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius
menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan
pengembangan yang sifatnya formal “top-down” direalisasikan dengan
dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi
Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang
Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya terkait dengan
pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai bidang usaha yang bergerak di
sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral Aplikasi Telematika (Dirjen
Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri
Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat
pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hamper seluruh lapisan masyarakat
Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte,
dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference
melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000
Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet
berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu,
internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Terkait dengan hal tersebut, Depkominfo mencatat bahwa sepanjang
tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama
di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun
sebelumnya. Selain itu, dilaporkan tingkat kepemilikan
komputer pada masyarakat juga
mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka
pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen
dibanding tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai angka pengguna
2,5 juta
.
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika
cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu
disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa
terkecuali
. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur
Negara ataupun non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga
dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang
disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan
memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan
peningkatan kualitas hidup.
Peluang untuk memperoleh informasi bernuansa porno dan
bentuk kekerasan lainnya, dapat terealisir. Di lain pihak, segi individualis
dan a-sosial amat mungkin akan banyak menggejala di masyarakat. Walaupun
demikian, masih banyak factor lain yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat
tertentu dan factor yang sama dapat berdampak lain pada lingkungan yang berbeda
Sumber :
3. http://ikanovitas.blogspot.com/2014/10/perkembangan-telematika-di-indonesia.html